Pacaran? Gak Keren!





Dari zaman dahulu hingga sekarang, muda mudi tak lepas dari yang namanya pacaran. Hubungan spesial lawan jenis. Kalaulah dulu -mungkin- gaya pacarannya masih wajar namun saat kini meskipun tidak semuanya, namun banyak yang menjalankan gaya pacaran yang sangat bebas. Ntah itu pegangan tangan, cium pipi atau bahkan cium bibir dan tentu sangat jauh lebih parah lagi, sebagian muda mudi bahkan remaja gaya pacarannya sudah hampir menyamai suami istri. 

Tak usah menutup telinga akan perihal ini. Jika gaya pacaran muda mudi masih sebatas berteman saja maka tak akan ada yang namanya aborsi, hamil di luar nikah, atau bayi yang dibuang maknya saat baru dilahirkan. Tidak usah heran, baru baru ini juga masih ada kejadian bayi di temukan di dalam kardus, bahkan bayi yang dibuang ke dalam got. Nauzubillah. 

Jika tak ingin bertanggung jawab kenapa berbuat? Kan agama sudah melarang mendekati zina. Jangankan zina, mendekatinya saja Allah larang. Maka tak heran, banyak sekali kejadian yang kita dengar terkait hal serupa. Ada laki laki yang tega membunuh sang pacar karena tahu positif hamil, karena kalut membuatnya membunuh sang pacar yang sedang mengandung anak biologisnya. 

Dibalik muda muda yang suka dan banyak pacaran tersebut juga banyak muda mudi dan remaja yang tidak ingin berpacaran. Mereka memiliki prinsip pacaran setelah menikah. Ini yang sangat dianjurkan. Agar debar debar saat berdua jauh lebih terasa. Yang tidak pernah pacaran dan sudah menikah pasti merasakannya. Bagaimana debaran jantung saat berdua saja dengan lawan jenis yang sudah menjadi suami istri. 

Banyak mereka yang ingin menjaga dirinya. Menemukan cinta sejati lewat pelaminan. Walaupun juga tidak sedikit ujian yang mereka hadapi. Jika ditanya, setiap jiwa yang bergejolak juga ingin merasakan pacaran. Namun kan dilarang sama agama. Mendekatinya saja dilarang. Karena apa? Lawan jenis kalau sudah berdua duaan yang ketiganya syetan. Untuk menghindari hal semacam itu maka baiknya tidak usah pacaran. 

Lebih baik senantiasa membenahi diri, memperbaiki diri agar nanti juga hadir seseorang yang sedang memperbaiki dan membenahi dirinya. Mungkin sebagaian ada yang memiliki pemikiran, kalau gak pacaran nanti susah dapat jodoh. Apa? Pemahaman yang seperti itu landasan berfikir nya menggunakan apa? Apakah ada dalilnya begitu? Tak ada satupun dalil baik alquran dan hadist yang mengatakan terkait hal begitu. 

Dalam mencari jodoh ada bimbingan dalam agama. Bagaimana memilih dan menentukan calon jodoh, bagaimana sikap jika ada yang melamar atau bagaimana sikap orangtua jika memiliki anak perempuan, bagaimana cara mencarikan ia pasangan. Dan juga tuntunan bagaimana perempuan harus bersikap dengan lawan jenis yang bukan mahram. Sehingga tidak kita temukan tuntunan agama dalam berpacaran. 

Siapa bilang pacaran islami itu ada. Gak ada. Gak ada istilah pacaran islami. Yang ada pacaran setelah menikah. Menjalin hubungan mesra dengan pasangan. Bukan dengan pacar. Mungkin ada yang berargumen gak pacaran karena gak laku. Waaau amazing juga argumennya. Tapi apa iya benar? Apa kamu barang dagangan yang diperjualbelikan sehingga ada kata gak laku? Setiap makhluk ciptaannya diciptakan berpasang-pasangan. Jadi tunggu waktu yang pas saja untuk berpacaran. Ingat, pacaran setelah menikah. 

Kenapa pacaran itu gak keren? Ya iya. Pacaran itu gak keren. Kemana-mana kamu harus izin dia. Kemana mana dia harus tau, setiap apa yang kamu lakukan dia harus tahu. Sudah seperti patroli saja. Hubungan dengan sahabat terhambat karena kemana mana mesti ada si dia yang mungkin ingin ikut. Hhhmmm kalau sudah menikah sih lebih nyaman pergi bareng pasangan. Tapi kalau masih status pacar. Emang nyaman? Lagian gak bisa bebas mau ngapain kan? 

Dimana letak kerennya! Gak ada kerennya sedikit pun. Terus mungkin ada yang dramaan, berantem baikan, berantem, baikan. Sampai lelah hati terluka. Namun karena sudah cinta, semua menjadi buta. Kemungkinan suatu saat bisa saja dia mulai bosan dengan kamu dan mencari yang lain sebagai tempat bercerita yang nyaman. Apa gak nyesek? Dimana letak kerennya coba. Allah telah memuliakan malah kamu sendiri yang menjatuhkan harga diri. Nauzubillah

Daripada pacaran mending menikah saja. Kemudian baru pacaran setelah itu. Jauh lebih indah dan kamu pun akan terpesona. Karena tidak ada lagi yang perlu dibatasi. Tidak ada lagi yang perlu dijaga dalam masalah terlalu dekat dan intim. Malahan sangat dianjurkan untuk senantiasa bermesraan dengan pasangan dan bernilai ibadah. Apa gak enak coba? Enak banget! 

Nah kalau pacaran, apa yang didapat? Sakit hati iya, gak bebas mau ngapain aja ada batasannya walaupun semua gerak geriknya bisa menimbulkan dosa. Entah itu berpegangan tangan, kissing atau lainnya. Belum lagi jika kebablasan dan ternyata si dia gak mau bertanggung jawab. Apa gak sedih? Apa gak rugi? Apa gak malu? Apa gak mikir? Apa mau digituin? Habis manis sepah dibuang.

Jangan dong. Jom lah jaga diri dan hati. Hanya untuk kekasih halal nanti. 



Posting Komentar

Lebih baru Lebih lama